Pages

Jumat, 08 November 2013

My Journey : Marseille, I Love Indonesia!!


17 Agustus 2013, matahari belum muncul di sisi timur langit kota Marseille, namun kami semua, sudah bersiap siap untuk mengikuti upacara kemerdekaan pertama kami di KJRI Marseille. Pukul 8 kami memulai perjalanan menuju Konsulat Jendral Republik Indonesia di Marseille, membayangkan dapat melaksanakan upacara peringatan hari kemerdekaan RI di luar negeri membuat jantung saya serasa melompat lompat. Saya dapat menebak rasanya pasti jauh lebih indah di sini. Karena kerinduan terhadap tanah air akan benar benar ditebus di sini.
Sesampainya di daerah dekat KJRI, kami harus berjalan beberapa saat, karena bis kami tidak diperbolehkan menurunkan penumpang di sembarang tempat terlalu lama. Semua itu berarti kita harus berjalan sekitar 200 meter lagi untuk sampai di KJRI. Di KJRI kami bertemu dengan banyak sekali warga negara Indonesia. Yang paling berkesan bagi saya adalah warga negara Indonesia yang masih anak anak. Mereka dengan lancar bisa berbahasa Indonesia, itu menunjukan rasa nasionalisme orang tua mereka yang tidak menginginkan anak anak mereka kehilangan identitas sebagai “Orang Indonesia”. Yang paling membuat saya kagum adalah seorang anak yang bernama Nayla, dia bercerita bahwa ia lahir di Thailand, ia juga bercerita bahwa ibunya adalah orang Thailand, tapi berulang kali dengan bangga ia menegaskan “Tapi aku orang Indonesia lo!” Benar benar contoh rasa nasionalisme yang menakjubkan.
Dan saat saat yang saya tunggu datang, upacara bendera kemerdekaan Indonesia pertama saya di luar negeri. Sangat mengharukan, rasanya kerinduan saya terhadap negara Indonesia benar benar memuncak di sini. Nyaris saja saya meneteskan air mata. Aku baru 5 hari berada di negeri seberang dan aku sudah benar benar ingin kembali ke Indonesia sekarang juga.
 Setelah upacara, kami makan beberapa masakan Indonesia di sana. Mungkin tidak seenak masakan ibuku, tapi itu lumayan mengobati kerinduan kami terhadap makanan Indonesia. Aku juga sempat berbincang bincang dengan mahasiswa dari Indonesia yang kuliah disana, rasanya sangat senang, seperti bertemu dengan keluarga yang selama ini terpisah.
Perjalanan selanjutnya menuju Pantai David lumayan dekat. Sesampainya di Pantai David kami langsung merasakan sensasi “Summer” yang benar benar disukai oleh orang Eropa yang kurang disukai oleh aku sendiri yang hidup di daratan tropis.
Pertama, kami singgah di sebuah Cafe yang berada tepat di tepi pantai. Dan karena itu, pemandangan yang sengaja ataupun tidak sengaja tertangkap mata kami hanyalah wanita wanita berbikini dan lelaki yang hanya memakai celana pendek. Persis seperti pantai pantai di Bali.dan yang aku heran adalah, sebagian besar *bahkan hampir semua* wanita di sini tidak memiliki tubuh yang perfect macam model model yang ada di TV, tapi dengan santainya mereka berjemur, berjalan jalan. Aku benar benar menyukai prinsip mereka yang selalu percaya diri dengan apa yang mereka miliki, dan lebih suka tampil natural.

Makan siang hari ini benar benar tidak sesuai dengan lidah kami. Menunya adalah makanan Perancis yang penuh dengan susu dan keju, dan sebagian besar dari kami, termasuk saya sendiri tidak memakannya sama sekali. Jadi, perut kami hanya dimasuki beberapa cemilan bawaan kami dan sebuah apel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar